Pusat Manufaktur di Asia Bakal Di Indonesia

www.jokorowotlogorejo.com | New York - Penurunan laju pertumbuhan ekonomi dan ketidakpastian politik di sejumlah negara tetangga ternyata justru memunculkan potensi serta kekuatan Indonesia.
Para pakar ekonomi mengatakan, berbagai kondisi di negara tetangga dapat mendorong Indonesia untuk berubah menjadi pusat manufaktur baru di Asia.
"Indonesia jelas memiliki potensi untuk merebut tempat teratas di bidang manufaktur Asia mengingat kombinasi sejumlah faktor ekonomi dan geopolitik yang dimilikinya," ungkap ekonom OCBC Bank Wellian Wiranto seperti dikutip dari CNBC, Selasa (10/6/2014).
Selain itu, sejumlah perusahaan juga telah mengumumkan rencana untuk berekspansi ke Indonesia. Pada Mei, General Electric mengumumkan akan mencoba mengeksplorasi kemungkinan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat bisnisnya di Asia Tenggara.
Sementara itu perusahaan raksasa Korea, LG berencana untuk membuka pabrik pendingin ruangan di Jawa Barat bulan ini.
Produsen Jepang, Toyota juga menyatakan niatnya untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan ekspornya. Langkah tersebut menyusul rencananya untuk berinvestasi senilai US$ 337 juta pada pabrik baru yang berbasis di Indonesia.
Keinginan para investor asing tersebut memang masuk akal mengingat kini Indonesia menduduki peringkat dua sebagai produsen otomotif setelah Thailand. Bahkan menteri perdagangan Indonesia juga berharap ekspor mobil dari dalam negeri dapat menembus US$ 5 miliar tahun ini.
Sebuah laporan dari Euromonitor yang dirilis akhir pekan lalu juga menyoroti sejumlah faktor yang membuat Indonesia menjadi pasar menarik bagi para pelaku bisnis manufaktur. Beberapa faktor tersebut diantaranya upah buruh rendah dan populasi yang sangat tinggi.
"Dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Pasifik, Indonesia memiliki upah per jam yang paling menarik. Artinya, biaya produksi lebih rendah dan laba pengusaha dapat lebih tinggi," ungkap analis Euromonitor Thidathip Tawaichi.
Dalam hal ini, Indonesia bahkan lebih unggul dibandingkan China yang upah pegawainya selalu naik 10 hingga 15 persen setiap tahun. Kenaikan upah pegawai secara reguler seperti itu dapat mengancam setatus `pabrik dunia` tersebut.
Didorong dengan jumlah populasi terbesar keempat dunia sekitar 250 juta jiwa, daya beli konsumen Indonesia juga bertambah. Jumlah penduduk Indonesia yang mencatatkan pengeluaran lebih dari US$ 10 ribu meningkat dari 6 juta jiwa pada 2008 menjadi 16 juta pada 2013.
Saat ini, pemilihan presiden pada Juli dengan kandidat Prabowo Subianto dan Joko Widodo tengah menjadi fokus pada investor. Foxconn Technologi Group Taiwan juga menunggu hasil pemilihan sebelum memutuskan melanjutkan proyek manufakturnya yang bernilai US$ 1 miliar.