Sulsel Kekurangan Rumah 5.000 Unit Per Tahun

www.jokorowotlogorejo.com | Ketua DPD REI Sulawesi Selatan, Raymond Arfandy, mengungkapkan, setiap tahun Sulawesi Selatan membutuhkan lebih dari 15.000 unit rumah. Namun, yang terpenuhi masih sekitar 10.000 unit.

"Jadi, ada ketimpangan (backlog) sekitar 5.000 unit rumah setiap tahun. Kendala bukan pada masalah daya beli atau income konsumen, melainkan pasokan logistik material bangunan dan ketersediaan tenaga kerja," ungkap Arfandy kepada Kompas.com, Senin (9/6/2014).

Namun begitu, Arfandy tetap optimistis, kekurangan pasokan tersebut dapat terpenuhi. Pasalnya, tahun ini jumlah anggota REI Sulawesi Selatan 265 pengembang aktif. Sementara tahun lalu sebanyak 240 pengembang.

"Banyak proyek perumahan baru, baik proyek rumah subsidi maupun non-subsidi. Perumahan non-subsidi mereka pasarkan mulai harga Rp 250 juta untuk tipe 36 hingga miliaran Rupiah untuk tipe besar," kata Arfandy.

Terbagi dua

Secara umum, lanjut Arfandy, pasar properti khususnya sektor perumahan di Sulawesi Selatan terbagi atas dua kelas yakni pasar kebutuhan (demand), dan pasar investasi. Komposisi pasar kebutuhan memang besar dan secara kuantitas lebih banyak.

"Sementara pasar investasi, meski kuantitasnya terbatas, tapi volume (nilainya) justru lebih tinggi. Ini direpresentasikan oleh properti menengah atas seperti apartemen, dan rumah dengan harga di atas Rp 500 juta per unit," imbuh Arfandy.

Menurut dia, pasar investasi dalam beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan signifikan seiring kenaikan harga tanah di beberapa lokasi incaran. Saat ini harga tanah di pusat kota sudah menembus angka Rp 20 juta per meter persegi.

"Tingginya harga tanah tersebut mendorong pengembang mengalihkan orientasi bisnis dengan membangun apartemen. Bagi konsumen yang ingin tinggal di pusat kota namun dana terbatas, jelas apartemen merupakan pilihan menarik dan terbaik. Itulah mengapa, saat ini marak dikembangkan apartemen," tandas Arfandy.